Puma Palermo: Sepatu Retro yang Kembali Hits di 2025

Jujur ya, saya tuh awalnya nggak begitu ngeh sama model Puma Palermo ini. Saya lebih sering lihat orang pakai Adidas Samba atau Nike Air Force 1, ya standar lah ya. Tapi waktu itu saya lagi scroll-scroll toko online, cari sepatu yang nggak pasaran tapi tetap punya karakter — dan muncullah si Puma Palermo ini. Warnanya unik, modelnya retro, dan… entah kenapa saya langsung kepincut. Kayak lihat gebetan lama yang tiba-tiba glowing pas reuni. Gitu rasanya.

Saya pikir, “Ini sepatu kayaknya underrated banget deh.” Padahal kalau ditelusuri, Lifestyle Puma Palermo itu punya sejarah yang panjang juga. Dulu populer banget di tahun 80-an, terutama di daerah Eropa Selatan. Sekarang, dia bangkit lagi dengan sentuhan baru tapi tetap setia sama desain orisinalnya. Dan itu sih yang bikin saya makin jatuh hati.

Apa yang Bikin Puma Palermo Populer Lagi?

Cut in half: PUMA Palermo Review (2024) | RunRepeat

Kalau ngomongin soal popularitas, Puma Palermo itu ibarat legenda yang tidur lama dan akhirnya bangun dengan style baru. Tapi yang bikin dia keren, dia nggak mengubah jati dirinya. Masih setia dengan garis desain retro yang ikonik: panel suede, outsole karet semi-transparan, dan branding emas yang khas di sisi sepatu Puma indonesia.

Satu hal yang bikin dia nge-hits banget sekarang: tren Y2K dan gaya retro yang balik lagi. Generasi sekarang tuh lagi demen banget hal-hal yang vintage, dari musik, film, sampai fashion. Puma Palermo pas banget di tengah-tengah tren itu. Dia klasik, tapi nggak kuno. Retro, tapi tetap relevan.

Dan satu lagi: banyak selebritas juga mulai pakai. Di TikTok dan Instagram, udah sering saya lihat influencer pakai Puma Palermo buat gaya kasual sampai semi-formal. Jadi ya, nggak heran kalau sekarang sepatu ini mulai susah dicari beberapa warnanya. Trust me, nyari yang warna “Navy-Gum” itu sekarang kayak berburu harta karun.

Keunikan Puma Palermo yang Bikin Saya Ogah Lepas

Oke, saya tahu banyak sepatu retro di luar sana. Tapi yang bikin Puma Palermo beda banget buat saya:

1. Desain low-cut yang ramping

Buat saya yang punya betis agak besar, sepatu model low-top kayak gini tuh nyelamatin. Dia nggak bikin kaki saya kelihatan penuh atau aneh. Malah terkesan lebih ringan.

2. Detail suede dan warna kontras

Bagian suede-nya itu lho, halus banget dan nggak murahan. Waktu saya pegang, langsung berasa premium. Dan mereka tuh berani main warna. Contoh: body warna biru langit dengan garis kuning mustard. Kesannya retro abis, tapi somehow malah jadi pusat perhatian kalau dipakai nongkrong.

3. Logo emas dan sentuhan vintage

Saya anaknya emang gampang terpikat sama yang shiny-shiny, haha. Tapi logo emasnya itu beneran bikin kesan “mahal tapi santai”. Kayak orang tua tajir yang nggak pamer, tahu nggak?

4. Ringan dan fleksibel buat aktivitas harian

Ini penting. Saya pakai buat ngajar, jalan kaki 3-4 km di kampus, kadang main ke pasar juga, dan nggak pernah bikin kaki pegal. Outsole-nya cukup empuk, dan breathability-nya oke. Jadi nggak bikin gerah juga walau dipakai seharian.

Kualitas Bahan Puma Palermo: Ini Bukan Sekadar Gaya

Saya tahu banyak orang beli sepatu cuma karena tampilannya. Tapi saya pribadi termasuk yang lebih milih kenyamanan dan daya tahan. Dan setelah pakai Puma Palermo selama 3 bulan hampir setiap hari, saya bisa bilang: kualitas bahannya benar-benar solid.

  • Upper: Kombinasi antara suede dan kulit sintetis yang lentur. Suede-nya halus, nggak gampang belel, asal jangan sering kena air ya. Saya sempat kena hujan, tapi saya semprot water repellent dan sejauh ini aman-aman aja.

  • Insole: Lembut tapi firm. Saya pernah pakai seharian pas acara perpisahan sekolah dan tetap nyaman, nggak bikin kaki lecet.

  • Outsole: Karet semi-transparan yang unik banget. Selain bikin look-nya beda, grip-nya juga bagus. Saya pernah hampir kepeleset di ubin basah, tapi ternyata sepatu ini cukup nge-grip. Nggak kayak beberapa sneakers lain yang gaya doang tapi licin.

Yang jelas, ini bukan sepatu satu musim doang. Dengan perawatan yang pas, saya rasa bisa tahan sampai dua atau tiga tahun lebih.

Tips Milih Puma Palermo yang Cocok Buat Lo

Get the Look: PUMA PALERMO OG - PUMA CATch up

Kalau kamu lagi mikir buat beli Puma Palermo, saya ada beberapa tips based on trial and error (alias udah pernah salah beli juga dulu, wkwk).

1. Cek ukuran dengan teliti

Ukuran Puma Palermo tuh agak ramping. Kalau biasanya kamu 42, saya saranin coba ukur juga 42,5 atau 43, terutama kalau kaki kamu agak lebar. Saya pribadi akhirnya settle di 43 meskipun biasanya 42.

2. Pilih warna yang sesuai kepribadian

Puma Palermo itu punya banyak varian warna — ada yang netral (hitam-putih), ada yang mencolok (pink hijau, biru kuning). Kalau kamu pengen versatile buat semua outfit, pilih warna netral. Tapi kalau pengen stand out, ambil yang dua-tone vibrant.

3. Cari seller terpercaya

Hati-hati sama KW ya. Karena Puma Palermo lagi hype, banyak banget KW-nya. Jangan gampang tergoda harga miring. Mending beli di toko resmi atau seller yang udah punya review bagus.

4. Pertimbangkan aktivitas harianmu

Kalau kamu sering jalan jauh, pilih yang lebih breathable dan ringan. Kalau buat nongkrong atau gaya aja, semua varian sih oke banget. Tapi jangan lupa, sepatu ini bukan buat lari jarak jauh ya. Nanti kamu kecewa sendiri.

Review Jujur Saya Setelah 3 Bulan Pakai Puma Palermo

Saya tuh tipe orang yang gampang bosenan sama sepatu. Tapi anehnya, Puma Palermo ini entah kenapa susah buat saya simpan di rak. Kayak ada aja alasannya buat dipakai. Meskipun saya punya Converse, Vans, dan satu Adidas Gazelle, tetap aja yang saya pilih pertama itu Palermo.

Kelebihan:

  • Nyaman banget dipakai seharian

  • Tampil beda tanpa berlebihan

  • Cocok buat gaya smart casual

  • Bahan premium

  • Banyak pilihan warna

Kekurangan:

  • Nggak tahan air (jangan pakai hujan-hujanan)

  • Suede butuh perawatan khusus

  • Ukuran agak sempit buat sebagian orang

  • Agak susah dicari di toko offline, harus hunting online

Tapi secara keseluruhan, saya kasih skor 9 dari 10. Sepatu ini bikin saya merasa lebih percaya diri, tapi tetap nggak kelihatan sok gaya. Cocok banget buat yang pengen tampil santai tapi tetap beda dari yang lain.

Puma Palermo Bukan Sekadar Sepatu, Tapi Gaya Hidup

Akhirnya saya sadar, sepatu itu bukan cuma soal alas kaki. Tapi tentang cerita, kepribadian, dan kenyamanan. Dan Puma Palermo berhasil masuk ke dalam semua itu. Dia bukan sepatu hype yang cepat dilupakan. Tapi dia adalah gaya klasik yang pelan-pelan nyusup ke hati.

Kalau kamu lagi cari sepatu yang bisa kamu ajak ke kampus, ke kafe, bahkan ke kondangan semi-formal, Puma Palermo jawabannya. Tapi siap-siap aja, kamu bakal ditanya, “Eh, itu sepatu apa? Keren deh.” — dan kamu bakal jawab dengan senyum bangga.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Rahasia Pola Hidup Sehat: Tips Nyata yang Ngubah Hidup Gue Total! disini