Soran Bushi: Tarian Tradisional Jepang yang Penuh Energi dan Cerita

Kalau ngomongin budaya Jepang, yang langsung kebayang mungkin anime, sushi, atau kuil-kuil tua yang indah. Tapi, ada satu hal yang kadang kurang diekspos di media populer, padahal keren banget dan penuh makna—yaitu Soran Bushi. Awalnya, saya juga nggak terlalu paham soal ini. Saya pertama kali lihat Soran Bushi pas ada festival budaya Jepang di kota saya. Orang-orang menari dengan gerakan yang energik, sambil menirukan ritme kehidupan nelayan, dan itu langsung bikin saya terpaku. Serius, kombinasi musik, gerakan, dan semangat para penarinya itu bikin bulu kuduk berdiri.

Soran Bushi itu sebenarnya adalah tarian rakyat Jepang dari Hokkaido, yang awalnya dipakai para nelayan untuk menyemangati diri saat menarik jala atau bekerja di laut. Kalau diperhatikan, banyak gerakannya meniru aktivitas sehari-hari nelayan—angkat jala, dorong perahu, dan ayunan tubuh mengikuti ombak. Yang bikin saya kagum adalah, meskipun terkesan sederhana, tarian ini punya ritme yang kuat banget. Ada semacam “energi kolektif” yang bikin penonton ikut terbawa suasana. Jadi, jangan heran kalau di Jepang, Soran Bushi termasuk salah satu warisan budaya yang sangat dijaga dan dilestarikan.

Apa Itu Soran Bushi

JCN2018 Japanese Cultural Night - NUS Nihon Buyo - Japanese Dance - Soran  Bushi 1Bof5 [HD]

Kalau harus dijelaskan secara sederhana, Soran Bushi adalah tarian rakyat Jepang dengan iringan lagu-lagu nelayan. Tapi jangan salah, meski terlihat tradisional, tarian ini punya sisi modern juga. Musiknya biasanya terdiri dari drum, gitar shamisen, dan vokal khas yang seru banget. Liriknya sendiri menceritakan kehidupan nelayan—tentang ombak, perjuangan, dan kerja keras Wikipedia.

Saya pernah mencoba belajar beberapa gerakan Soran Bushi. Awalnya susah banget! Lengan harus kuat, kaki lincah, dan yang paling tricky itu sinkronisasi dengan teman-teman penari. Kalau salah timing, tarian bisa keliatan aneh. Tapi serunya, begitu berhasil, rasanya kayak ikut merasakan energi laut yang mengguncang perahu. Rasanya kayak… hmm… kalau bisa digambarkan, kayak kita ikut berada di Hokkaido, merasakan ombak, dan bergembira bareng komunitas nelayan zaman dulu.

Selain itu, ada juga versi modern yang dimodifikasi untuk anak sekolah atau pertunjukan panggung. Tapi intinya, semangat dan energi tetap dipertahankan. Bahkan saya pernah ikut workshop di mana guru Jepang bilang, “Kalau hati nggak senang, gerakan nggak bakal keluar dengan benar.” Jadi, tarian ini bukan sekadar teknik, tapi soal perasaan dan energi yang kita tulis lewat tubuh.

Mengapa Soran Bushi Sangat Dilestarikan?

Nah, ini yang menarik. Di era globalisasi, banyak budaya tradisional yang perlahan-lahan hilang. Tapi Soran Bushi masih hidup, bahkan banyak sekolah dan komunitas di Jepang ngajarin anak-anak untuk menari ini sejak kecil. Kenapa? Menurut saya, ada beberapa alasan yang bikin Soran Bushi terus dilestarikan:

  1. Identitas Budaya
    Tarian ini sudah jadi simbol Hokkaido. Bagi masyarakat sana, ini lebih dari sekadar hiburan—ini adalah cara mereka mengingat sejarah nelayan dan kerja keras para leluhur. Jadi, melestarikannya sama dengan melestarikan identitas diri.

  2. Pendidikan Karakter
    Ketika anak-anak belajar Soran Bushi, mereka nggak cuma belajar langkah tarian. Mereka juga belajar kerjasama, disiplin, dan rasa tanggung jawab. Percaya deh, saat saya mencoba memimpin satu grup belajar Soran Bushi, ada momen frustasi ketika beberapa anak nggak sinkron. Tapi begitu mereka berhasil, ada rasa puas dan kebanggaan yang nggak bisa diganti.

  3. Daya Tarik Wisata dan Pertunjukan
    Soran Bushi juga sering ditampilkan di festival budaya dan atraksi wisata. Turis asing biasanya kagum banget sama energi tarian ini. Bahkan beberapa universitas di luar Jepang punya klub Soran Bushi karena mereka melihatnya sebagai cara menyampaikan budaya secara hidup.

Tips Mempelajari Gerakan Budaya Tari Soran Bushi

Soran Bushi | Performing Soran Bushi (ソーラン節) at the JCCC's a… | Flickr

Kalau kamu pengen nyobain Soran Bushi, saya kasih beberapa tips yang saya pelajari dari pengalaman pribadi (dan ya, banyak kegagalan juga sebelum lancar).

  1. Mulai dari Dasar
    Jangan langsung ikut gerakan cepat. Pelajari dulu langkah dasar: angkat jala, dorong perahu, dan ayunan tangan. Serius, saya dulu pengen cepet, akhirnya malah salah gerakan terus.

  2. Sinkronisasi dengan Musik
    Ini penting banget. Soran Bushi nggak cuma gerakannya, tapi juga ritmenya. Kalau musiknya cepat, gerakan juga harus cepat. Kalau nggak, bakal kelihatan aneh. Latihan pakai video atau live musik akan sangat membantu.

  3. Perhatikan Ekspresi Wajah
    Ini yang sering dilupakan orang. Soran Bushi itu bukan cuma soal kaki dan tangan, tapi juga semangat yang keluar dari wajah. Saat pertama kali latihan, saya terlalu fokus gerakan, akhirnya wajahnya datar. Setelah diarahkan, ekspresi itu bikin tarian lebih hidup dan autentik.

  4. Latihan Bersama Komunitas
    Soran Bushi itu tarian kelompok. Latihan sendiri boleh, tapi efek energi dan keindahan maksimal muncul kalau latihan bareng teman. Saya pernah latihan sendiri di rumah, rasanya datar banget. Begitu gabung sama teman-teman, rasanya seru dan energinya terasa berbeda.

Apa yang Membuat Soran Bushi Dikagumi

Kalau ditanya, kenapa Soran Bushi dikagumi? Jawabannya sederhana tapi kuat: energi dan cerita yang dibawa lewat gerakan.

Bayangkan, penari menari seperti menahan ombak besar, menarik jala, sambil tersenyum dan menatap penonton. Energi itu bikin penonton ikut merasakan semangat nelayan zaman dulu. Bahkan beberapa turis pernah bilang ke saya, “Rasanya kayak ikut di kapal nelayan sungguhan!”

Selain itu, kombinasi musik, kostum, dan gerakan itu estetis banget. Kostum penari biasanya sederhana, tapi lengan, kain, dan bandana yang digerakkan dengan ritme tertentu bikin visualnya dinamis. Ini juga alasan kenapa banyak sekolah seni Jepang memasukkan Soran Bushi sebagai bagian dari kurikulum.

Soran Bushi di Mata Dunia

Walaupun Soran Bushi berasal dari Jepang, tarian ini ternyata punya penggemar internasional. Beberapa universitas di Amerika, Eropa, dan bahkan Asia Tenggara punya klub SoranBushi. Mereka mempelajari gerakan, musik, bahkan sejarahnya.

Yang menarik, dalam beberapa kompetisi tarian internasional, SoranBushi sering dijadikan representasi budaya Jepang yang hidup. Tidak hanya sekadar tarian panggung, tapi juga cara untuk mengenalkan nilai tradisi, kerja keras, dan kerjasama.

Bagi saya, melihat Soran Bushi diterima di berbagai negara adalah bukti kalau budaya bisa “menyebar” lewat energi, bukan cuma lewat kata-kata. Dan itu mengajarkan saya satu hal penting: budaya yang autentik punya daya tarik universal, meskipun bahasa dan tradisinya berbeda.

Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Soran Bushi

Setelah beberapa kali latihan dan menonton pertunjukan, saya pribadi belajar beberapa hal:

  1. Kerja keras itu indah
    Melihat gerakan tarian yang meniru nelayan membuat saya menghargai kerja keras sehari-hari. Ternyata, sesuatu yang sederhana tapi dilakukan dengan semangat bisa jadi sangat indah.

  2. Sinkronisasi dan kerjasama itu penting
    Tarian ini mengajarkan pentingnya harmonisasi. Dalam hidup juga sama, nggak bisa cuma fokus diri sendiri.

  3. Energi positif itu menular
    Ketika penari menampilkan semangat yang tulus, penonton ikut terbawa. Hal kecil ini mengingatkan saya buat selalu menebar energi positif.

Kalau boleh jujur, awalnya saya skeptis. Saya pikir ini cuma tarian rakyat biasa. Tapi setelah beberapa kali belajar, latihan, dan menonton pertunjukan, saya benar-benar merasa terhubung dengan budaya Jepang dan juga belajar hal-hal yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari.

SoranBushi bukan cuma soal menari. Ini soal menyambung masa lalu dengan masa kini, belajar kerja keras, kerjasama, dan berbagi energi positif dengan orang lain.

Kalau kamu punya kesempatan, cobalah ikut workshop SoranBushi. Rasanya seru banget, dan pengalaman itu bakal kamu ingat lama. Percayalah, Soran Bushi itu lebih dari tarian—ini pengalaman hidup yang dibawa lewat gerakan dan musik.

Baca juga fakta seputar : Culture

Baca juga artikel menarik tentang  : Tari Oncer: Pesona Seni Tradisional yang Wajib Dilestarikan