Kebijakan Baru Meta, beberapa waktu lalu, gue lagi scroll Instagram kayak biasa. Tapi kok makin lama makin banyak konten dari orang yang gue gak follow. Ada yang dari luar negeri, ada juga yang bahkan gak nyambung sama minat gue.
Awalnya gue pikir ini bug.
Tapi setelah cek, baca beberapa artikel, dan iseng tanya temen yang kerja di agensi konten… ternyata ini efek dari kebijakan baru Meta.
Feed lo sekarang lebih dipengaruhi oleh rekomendasi algoritma — bukan lagi berdasarkan orang yang lo follow. Kebijakan Baru Meta lagi ngedorong model kayak TikTok, di mana konten direkomendasikan berdasarkan minat, bukan hubungan sosial.
Gue Gak Ngeh Kalau Feed Instagram Tiba-Tiba Aneh
Apa Aja Sih Perubahan Kebijakan Meta Terbaru?
Berdasarkan info resmi dan pengalaman gue pribadi, berikut beberapa kebijakan baru dari Meta (khususnya Instagram dan Facebook) yang paling kerasa:
🔁 1. Konten Rekomendasi Lebih Diutamakan
Algoritma Meta sekarang aktif menampilkan konten dari akun publik yang relevan secara minat, walaupun lo gak follow mereka.
Efeknya? Jangkauan bisa naik drastis kalau konten lo cocok di mata algoritma. Tapi bisa juga anjlok kalau gak sesuai tren.
🛑 2. Batasan Monetisasi dan Labelisasi Konten AI
Kebijakan Baru Meta sekarang makin ketat soal konten yang dibuat dengan AI. Konten deepfake, hasil AI tanpa label, bisa diturunkan atau diblokir.
Gue pernah upload video reels pakai voice cloning AI buat iseng. Beberapa hari kemudian, notifikasi muncul: “Konten Anda terbatas karena mengandung elemen manipulasi digital.” Kaget sih.
💸 3. Creator Monetization Guidelines Diperbarui
Hanya konten yang “meaningful engagement” dan bebas pelanggaran kebijakan yang bisa ikut program monetisasi seperti Reels Bonus atau Ad Revenue Sharing.
Temen gue yang sering dapet bonus bulanan dari reels, sekarang struggling karena engagement-nya drop. Ternyata, algoritma makin picky soal konten yang dianggap layak monetisasi.
🔐 4. Privacy dan Data Sharing Lebih Ketat di Uni Eropa (dan Potensial Menular)
Meta sedang menyesuaikan diri dengan DMA (Digital Markets Act) di Eropa, yang bisa memengaruhi cara kita interaksi dengan Facebook–Instagram–WhatsApp.
Kalau regulasi ini menyebar, model interkoneksi antar platform (kayak login IG lewat FB) bisa dibatasi.
Dampaknya Buat Gue (dan Mungkin Lo Juga)

10th December 2021, Dublin, Ireland. The newly named Meta and Facebook European headquarters in Dublin’s Grand Canal Square.
📉 1. Engagement Anjlok Meski Konten Rutin
Gue posting reels setiap minggu, caption udah mikir keras, audio viral. Tapi views-nya? Gak nyampe 10% dari followers.
Ternyata, algoritma Kebijakan Baru Meta lebih fokus ke waktu tayang, share rate, dan interaksi meaningful (saves, DMs) — bukan lagi likes dan komentar random.
💬 2. Susah Bangun Komunitas “Dekat”
Karena feed lo diacak-acak, gue jadi jarang lihat update dari temen atau akun favorit. Interaksi antar followers gue juga turun. Seolah semua orang sibuk di feed masing-masing.
💡 3. Harus Ubah Strategi Konten
Gue jadi fokus bikin konten:
Informasi singkat tapi catchy (infografis, tips cepat)
Narasi personal yang relatable
Video vertikal berdurasi 10–30 detik
Hook kuat di 3 detik pertama
Dan mulai eksplor platform lain: Threads buat tulisan ringan, dan Telegram buat komunitas yang lebih erat dikutip dari laman resmi Facebook.
Gimana Kebijakan Baru Meta Menjawab Protes Pengguna?
Ternyata, bukan gue doang yang ngerasa “kehilangan kendali” atas feed sendiri.
Kebijakan Baru Meta sempat dapat kritik besar dari:
Komunitas kreator di AS & Eropa
Influencer yang pendapatannya turun
Brand yang ROI iklannya gak konsisten
Pengguna biasa yang ngerasa bosan
Tanggapan Kebijakan Baru Meta? Mereka bilang ini bagian dari evolusi AI-based recommendation system, dengan tujuan “memberikan konten terbaik meskipun pengguna gak follow akun tersebut.”
Tips Pribadi Gue Setelah Ngalamin Kebijakan Baru Meta
✅ 1. Stop Fokus ke Jumlah Like
Lebih penting sekarang: berapa banyak orang save, share, dan nonton sampai habis. Itu yang dihargai algoritma.
✅ 2. Mulai Bangun Platform Alternatif
Gue mulai serius nulis blog, bikin newsletter mingguan, dan pelan-pelan bangun komunitas di luar Meta. Soalnya… kita gak pernah tahu perubahan apa lagi yang akan datang.
✅ 3. Ikut Creator Update & Pelatihan
Meta sekarang rutin ngadain sesi virtual buat kreator. Gue ikutan satu sesi soal “reels optimization” dan dapet insight yang beneran kepake.
✅ 4. Gunakan Fitur Baru Lebih Awal
Biasanya fitur baru dapet prioritas algoritma. Contohnya: Instagram Broadcast Channels, Reels Remix, atau Auto-caption di video. Coba, eksplor, dan manfaatin.
Apa yang Bisa Kita Lakuin sebagai Pengguna Biasa?
Kalau lo bukan kreator atau pebisnis tapi tetep pakai Kebijakan Baru Meta buat konsumsi konten, beberapa hal ini bisa bantu lo tetap nyaman:
Kurasi feed lo sendiri: aktif like, save, dan hide konten yang gak relevan
Aktif follow konten yang lo suka, bukan cuma ikutan tren
Manfaatin fitur ‘Favorit’ dan ‘Following’ di Instagram
Sadar bahwa lo bukan algoritma — lo masih manusia
Prediksi Gue: Meta Akan Semakin Mirip TikTok, Tapi Harus Lebih Jujur
Kebijakan Baru Meta jelas banget arahnya: jadi platform berbasis AI recommendation, bukan sekadar social media.
Tapi kalau mereka gak hati-hati, bisa-bisa:
Pengguna loyal kabur
Brand bingung
Kreator kehilangan motivasi
Yang bisa kita lakuin? Adaptif, tapi tetap punya prinsip.
Penutup: Meta Boleh Berubah, Tapi Kendali Tetap di Tangan Kita
Setiap kali kebijakan baru muncul, kita bisa:
Marah
Bingung
Atau… belajar dan adaptasi
Gue pilih yang terakhir.
Gue mungkin gak bisa ubah Meta. Tapi gue bisa ubah cara gue hadir di platform itu. Lebih bijak, lebih strategis, dan tetap manusiawi.
Baca Juga Artikel dari: Ancaman Kekeringan: Cerita dari Tanah Retak dan Ember yang Tak Pernah Penuh
Baca Juga dengan Artikel Terkait Tentang: Informasi